Custom Search

Catatan Lawan Tanding Timnas Indonesia di Grup E Pra Piala Dunia 2014

Berkaca dari pertandingan terakhir melawan Turkmenistan dalam Pra Kualifikasi Piala Dunia Kamis (28/7/2011), Pasukan Garuda memiliki kelemahan dalam fisik pemain. Permainan di babak kedua permainan Indonesia menjadi tampak loyo dan kehilangan konsentrasi setelah menunjukan permainan agresif dibabak pertama sehingga dibabak ke dua Indonesia kebobolan tiga gol atas Turkmenistan, walaupun akhirnya menang dengan skor 4-3.

Hal itu jadi sebuah gambaran bagi pelatih Tim Nasional (Timnas) Indonesia Wim Rijsbergen dalam menghadapi lawan-lawan yang mempunyai kemampuan lebih hebat dibandingkan Turkmenistan. Iran, Qatar, dan Bahrain secara ranking lebih tinggi dari Indonesia yang berada di posisi 137 dunia.

Tetapi, untuk menjadi juara runer up di grup E, bukan hal yang mustahil didapatkan Firman Utina dan kawan-kawan untuk mendapatkan tiket ke Brazil dalam ajang Piala Dunia 2014. Catatan sejarah permainan Indonesia melawan Qatar dan Bahrain memiliki track record cukup baik.

Walaupun catatan pertandingan melawan Iran tidak begitu bagus. Sepanjang sejarah pertemuan Indonesia melawan Iran, prestasi terbaik Tim Merah Putih hanya mampu menahan imbang Iran 2-2 pada kulifikasi grup Piala Asia 1984. Selain pertemuan itu, Indonesia tidak pernah menang.

Catatan pertandingan melawan Qatar, dari empat pertemuan, Indonesia pernah menang satu kali pada Piala Asia 2004. Saat itu Indonesia mampu menumbangkan Qatar dengan skor 2-1.

Sedangkan rekor dengan Bahrian dalam lima pertemuannya, Indonesia mampu memrebut dua kemenangan dan satu kali imbang. Indonesia hanya kalah sekali dari Bahrain 3-1 pada Piala Asia 2004. Kemenangan terakhir tim merah putih atas Bahrain saat Piala Asia 2007 lalu di Jakarta.

Berdasarkan catatan itu, rasanya bukan mimpi bagi anak-anak asuhan Wim Rijsbergen bisa tampil dikancah sepak bola dunia dengan catatan perbaikan fisik dan koordinasi pemain di setiap lini.

Catatan Wim yang perlu diperbaiki dari Firman Utina Cs saat bertanding terakhir melawan Turkmenistan, kebobolan tiga gol di babak ke dua dikarenakan pemain sudah mulai letih dan tidak dapat mengontrol permainan.

"Sebenarnya saya ingin melakukan pergantian di lini depan. Tetapi saya melihat lini tengah sangat membutuhkan pergantian sehingga harus menarik Firman Utina. Dalam keadaan normal, seharusnya kita bisa lebih baik lagi," kata Wim.

Wim menjelaskan kebobolan tiga gol dikarenakan pemain sudah hilang konsentrasi sehingga lupa apa yang harus dilakukan dan pergerakan menjadi lamban. Wim menambahkan akan ada evaluasi bila harus melakukan pergerakan menyerang namun tetap konsentrasi menjaga lini belakang. "Para pemain masih mau belajar untuk memperbaiki kesalahannya," tegasnya.

Selain itu, Wim pun juga berjanji akan mewariskan seluruh pengalamannya saat dirinya bergabung dengan Tim Nasional Belanda dalam kancah Piala Dunia. Hal tersebut tentu saja akan membuat Firman Utina Cs akan semakin mengenal kerasnya pertandingan dalam ajang Piala Dunia.

Tribunnews

Masukkan email address anda untuk mendapatkan berita terbaru:

Delivered by FeedBurner

Add to Google Reader or HomepagePowered by FeedBurnerSubscribe in Bloglines