Custom Search

Alfred Riedl: Ini Sport Political Decision

Pelatih asal Austria, Alfred Riedl tak lagi menangani timnas Indonesia. Kontrak mantan pelatih timnas Vietnam itu diputus di tengah jalan oleh PSSI yang kini berada di bawah kepemimpinan Djohar Arifin Husin.



PSSI beralasan kontrak Riedl dilakukan secara personal. Selanjutnya PSSI menunjuk pelatih baru asal Belanda yang menangani PSM Makassar, Wim Rijsbergen.

Tak satu pun pengurus PSSI yang menyampaikan keputusan ini kepada Riedl. Pelatih yang membawa timnas Indonesia melangkah ke babak final Piala AFF 2010 itu justru mengetahui pemecatannya melalui televisi dan internet.

Seperti apa Riedl menghadapi keputusan ini dan apa langkah yang akan ditempuhnya? Berikut petikan wawancara VIVAnews dengan Riedl di kediamannya Senayan Residence, Senayan, Jakarta, Rabu 13 Juli 2011.

PSSI baru saja mendepak Anda sebagai pelatih timnas. Apa komentar Anda mengenai keputusan ini?

Saya sudah mengatakan sebelumnya, sebagai pegawai saya bisa didepak kapan saja. Sekarang hal itu terjadi. Mengejutkan, karena kami memiliki jalan yang baik. Bertanding sembilan kali (timnas senior), kami menang tujuh kali, kalah sekali lawan Malaysia dan sekali kalah lawan Uruguay.

Kami punya masa depan yang menjanjikan. Saya pikir kami punya sesuatu untuk masa depan sepakbola Indonesia. Namun, sekarang mereka punya orang baru. Mereka pasti berpikir dengan adanya pelatih baru, maka akan lebih baik. Bila tidak seperti itu mereka tidak mungkin mengganti pelatih, benar kan? Sekarang sudah ada pelatih baru. Selamat saya ucapkan. Saya tidak ada masalah dengan itu (pemecatan).

Apakah Anda bisa menerima keputusan ini?
Saya harus bisa menerima keputusan ini. Namun yang belum bisa saya mengerti adalah sampai saat ini tidak ada yang menghubungi saya. Hanya Iman (Arif) yang mengontak saya. Tapi, dia hanya bisa menghubungi saya, tidak bisa menjemput saya. Dia memberitahu saya mengenai adanya jumpa pers tadi sore pukul 16.00 WIB di mana keputusan pemecatan saya diumumkan. Saya mengetahui keputusan ini dari berita online dan running text di televisi.

Apa rencana Anda selanjutnya?
Yang perlu saya lakukan, adalah saya harus menemui mereka dan menunjukkan kontrak asli saya. Namun, saya tidak bisa membeberkan isi kontrak saya di sini. Saya baru menjalani kontrak saya selama setahun lebih, ini yang akan saya tanyakan kepada mereka (pengurus PSSI).

Saya ingin bertemu dengan pengurus baru. Mudah-mudahan hari ini bisa bertemu mereka. Selanjutnya saya belum tahu lagi. Namun, saya pasti akan menemui Nirwan Bakrie. Saat ini dia sedang di Eropa. Mungkin dia baru kembali 10 hari lagi, saya akan menunggu. Saya tidak akan pergi begitu saja tanpa pamit. Saya juga akan berbicara dengan keluarga saya di rumah. Saya akan kembali ke Austria dan mencari pekerjaan baru.

Apakah Anda akan menuntut kompensasi atas keputusan ini mengingat kontrak Anda yang belum selesai?
Itu mungkin saja.

Pengurus baru PSSI mengatakan kalau kontrak Anda hanya bersifat personal dengan mantan wakil ketua umum. Apa benar seperti itu?

Apakah mereka sudah lihat kontrak saya? Mereka harusnya tidak bisa berkata seperti itu. Mereka harus lihat dulu salinan kontrak saya. Saya akan tunjukkan kepada mereka.

Bagi saya, ini adalah sport political decision (keputusan politik dalam olahraga). Sekarang partai biru masuk di PSSI dan kuning keluar. Sedangkan saya dianggap bekerja untuk kelompok kuning, dan semua kelompok kuning keluar. Itu sebabnya saya mengatakan ini sebagai sport political decision. Hal seperti ini tidak pernah terjadi di Eropa. Sebab, meskipun terjadi pergantian pengurus dan pelatih tidak ada masalah, Anda seharusnya tidak perlu menggantinya dengan pelatih lain.

Apakah Anda sudah menduga situasi akan seperti saat ini?
Tidak dengan cara seperti ini. Saya pikir keputusan ini muncul karena presiden (Djohar Arifin) sedang dalam tekanan. Tapi, sekali lagi tidak ada masalah. Saya bisa menerimanya.

Sudah ada gambaran mengenai tim yang akan Anda tangani selanjutnya?
Belum. Selama ini kan saya tidak mencari pekerjaan lain karena saya masih menangani timnas Indonesia. Buat apa saya mencari pekerjaan saat saya masih terikat kontrak.

Beberapa pihak memang pernah menghubungi saya. Namun, saya menolak untuk membicarkan tawaran mereka karena saya masih terikat kontrak dengan timnas Indonesia. Saya pikir tidak ada masalah, saya akan cari tim lain.
Tapi tidak ada masalah. Saya sangat senang di sini. Saya suka orang Indonesia. Mereka memutus kontrak saya dan saya harus menerima itu.

Apakah Anda sudah pernah bertemu dengan pengurus baru?
Harusnya kemarin saya bertemu mereka untuk membicarakan mengenai persiapan melawan Turkmenistan karena waktunya sangat mepet dan banyak yang harus dikerjakan. Namun, tak satupun dari pengurus baru yang menghubungi saya. Saya hanya berbicara dengan Iman (Arif) dan Reza. Reza ingin membicarakan mengenai pemesanan tiket, namun Reza sekarang juga out. Iman juga keluar, jadi biarlah mereka akan melakukannya sendiri.

Bagaimana menurut Anda masa depan sepakbola Indonesia?
Saat saya masih menangani timnas Indonesia, saya yakin akan sebuah kemajuan. Saya percaya itu. Sebab, kami mengawalinya di jalan yang benar. Kami mungkin pernah melakukan kesalahan individu, tapi itu tidak terlalu masalah. Kami bekerja keras agar pemain tidak melakukan kesalahan. Saya yakin kami bisa maju.

Sekarang situasinya berbeda, saya tidak mengerti akan seperti apa sepakbola Indonesia. Sekarang ada Liga Super Indonesia (ISL) dan Liga Primer Indonesia (LPI), saya tidak tahu bagaimana mereka bisa menggabungkan ini. Saya tidak tahu apakah mereka akan bisa berbuat sesuatu menghadapi situasi ini. Saat ini saya tidak tahu harus berkata apa mengenai masa depan sepakbola Indonesia. Saya berharap mereka bisa melanjutkan apa yang sudah kami mulai. Sebab keberhasilan timnas sangat penting bagi suporter Indonesia.

Apakah Anda sedih meninggalkan timnas Indonesia?
Saya sedikit sedih dan terkejut dengan keputusan ini. Tapi saya seorang profesional, jadi tidak ada masalah. Saya tidak akan menangis karena keputusan ini.

VIVAnews

Masukkan email address anda untuk mendapatkan berita terbaru:

Delivered by FeedBurner

Add to Google Reader or HomepagePowered by FeedBurnerSubscribe in Bloglines