"Tidak akan," ujarnya ketika ditemui bersama asistennya sewaktu melatih timnas Indonesia, Wolfgang Pikal dan Iman Arif, deputi teknis Badan Timn Nasional (BTN) PSSI di Amadeus Cafe, Plaza FX, Jl Jenderal Sudirman, Jakarta, Jumat (15/7).
Alasannya karena ia dikontrak PSSI sebagai pelatih timnas senior dan timnas U-23 yang dipersiapkan menghadapi pra-Olimpiade dan SEA Games di Palembang. Apalagi sisa haknya dengan PSSI belum mendapat kejelasan dari pengurus yang baru.
"Mr Pikal juga belum menerima apa yang menjadi haknya," imbuhnya.
Mantan pelatih Vietnam dan Laos itu memang tidak berencana tinggal dalam waktu lama di Jakarta. Usai bertemu dengan pengurus PSSI yang baru dan mendapat kejelasan soal sisa haknya, ia mungkin akan meninggalkan Indonesia.
"Tapi siapa tahu saya bisa melatih di sini lagi. Saya suka negara ini dan dalam sepak bola semua bisa terjadi," jelasnya.
Selama melatih timnas Riedl terkesan dengan karakter pemain Indonesia yang berasal dari berbagai suku. Ia mengaku mendapat pelajaran berharga menangani pemain dengan karakter beragam.
"Sebagian besar pemain timnas punya disiplin yang bagus. Tapi ada juga yang tidak disiplin," urainya.
Pelatih kelahiran Wina, 2 November 1949 itu juga sudah berbicara melalui telepon dengan beberapa pemain timnas Indonesia soal kelanjutan kariernya. "Mereka kaget dan sangat kehilangan. Begitu juga dengan saya," imbuhnya.
"Mereka bahkan mengajak saya untuk mengadakan farewell party (perpisahan-red). Tapi saya menolaknya. Kalian latihan dulu, bermain dan konsentrasi lalu pulang dengan kemenangan," ujarnya.
Meski tak lagi menjadi pelatih Indonesia, Riedl meminta Indonesia bisa melakoni dua pertandingan pra-Piala Dunia 2014 melawan Turkmenistan dengan baik. Juga menjadi juara di ajang SEA Games.
"Saya tak mungkin membenci tim nasional dan negara ini," tandasnya.
http://id.berita.yahoo.com/