Sampai dengan 10 tahun lalu, Chelsea sebenarnya tidak masuk dalam kategori dua besar dalam peta persaingan sepakbola tradisional di London. Arsenal dan Tottenham Hotspurs selama ini dikenal sebagai jagoan yang mewakili ibukota Inggris tersebut.
Namun, keberhasilan Chelsea menjadi juara Liga Champions sudah sah lah bila mereka menyebut diri sebagai Rajanya London. Keberhasilan Chelsea mengalahkan Bayern Muenchen hari Sabtu di Muenchen menjadikan mereka klub pertama di London yang bisa merebut gelar paling bergengsi di Eropa tersebut
Banyak penggemar Arsenal dulunya berharap bahwa mereka akan bisa melakukan hal tersebut, namun impian belum menjadi kenyataan sampai sekarang. Bila Arsenal dan Tottenham Hotspurs yang berlokasi di daerah London Utara memang sudah lama mendominasi peta persepakbolaan London, Chelsea dahulunya duduk di strata dua, bersama dengan klub seperti Fulham (yang jarak stadionnya hanya 1-2 kilometer dari markas Chelsea di Stamford Bridge), West Ham, Charlton Athletic, Queens Park Rangers, dan dulunya Wimbledon.
Dengan stadion mereka Stamford Bridge yang dulunya berada di daerah pemukiman padat penduduk di kawasan London Barat, maka basis pendukung Chelsea tidaklah bisa besar seperti Arsenal dan Spurs. Namun keadaan itu perlahan berubah, ketika pemilik Chelsea Ken Bates menjual Chelsea kepada miliuner asal Rusia Roman Abramovich di tahun 2003.
Sebelum kedatangan Abramovich, Chelsea sudah mulai menggeliat, dengan mendatangkan pemain-pemain "hebat" dari Eropa seperti Ruud Gullit dan Gianluca Vialli, namun keberuntungan mereka barulah benar-benar berubah di era Abramovich.
Ditambah dengan hadirnya manajer Jose "The Special One" Mourinho, Chelsea mulai memantapkan langkah mereka dengan menjuarai Liga Primer Inggris pertama kalinya di tahun 2005 dan kemudian diulangi lagi setahun kemudian. Tapi sekali lagi para penggemar sepakbola tradisional Inggris (atau paling tidak London) masih belum bisa menerima "keberhasilan" Chelsea. Ini disebabkan prestasi itu dianggap karbitan, dari dana berlimpah yang dikeluarkan oleh Abramovich.
Dan Abramovic,walau jarang tampil memberi keterangan langsung kepada pers juga dikutip berulang kali mengatakan kepuasan tertingginya adalah bila Chelsea menjadi juara Liga Champions.
Menjadi juara Liga Utama ataupun juara Piala FA adalah pencapaian biasa, pencapaian yang memang sudah seharusnya diraih oleh klub tersebut. Sekarang keberhasilan mereka di tahun 2012, menjadi juara Liga Champions membuat para penggemar Chelsea boleh merasakan bahwa mereka sudah sampai, dan mereka sudah pantas menyebut diri sebagai kekuatan yang tidak tertandingi di London.
Sejak dibeli Abramovich, Chelsea sudah tiga kali menjadi juara Liga Utama (2005, 2006, 2010), empat kali merebut Piala FA (2005, 2006, 2009, dan 2012), dan juara Liga dua kali (2005 dan 2007), dan sekarang menjadi juara Liga Champions.
Dalam survei mengenai siapa saja yang pantas disebut sebagai musuh tradisional mereka, penggemar Chelsea menempatkan Arsenal dan Tottenham Hotspurs di peringkat pertama dan kedua disusul Manchester United.
Dengan Arsenal belum pernah mendapatkan gelar apapun sejak tahun 2005, tampaknya peruntungan kedua klub berubah terbalik arah sejak Abramovich membeli Chelsea di tahun 2003
KOMPAS.com