SUDAH puluhan tahun, tak pernah ada orang yang berani memprediksi bahwa Manchester City bakal juara. Tim-tim yang difavoritkan akan berkutat pada Manchester United, Liverpool, Arsenal, dan terakhir diramaikan Chelsea. Sehingga, muncul istilah "Big Four".
Namun, sejak Sheikh Mansour bin Zayed al-Nahyan datang dan membeli klub itu pada 2009, keadaan berubah. City menjadi salah satu favorit baru. Apalagi, mereka memiliki kekuatan uang yang luar biasa.
Tahun pertama gagal juara, begitu pula tahun kedua. Namun, pada musim 2011-12 ini, City akhirnya meraih gelar juara. Ini sebuah sejarah besar dan merupakan sukses pertama sejak 1968. Sebuah pencapaian yang harus ditunggu selama 44 tahun.
Dan, sejarah besar itu harus dibayar mahal. Sejak 2009, pengusaha dari Abu Dhabi itu dikabarkan sudah mengeluarkan dana 573 juta pounds (sekitar Rp 5,5 triliun) untuk membeli para pemain.
Sejumlah pemain berkelas didatangkan, seperti Yaya Toure, Edin Dzeko, Mario Balotelli, Sergio Aguero, dan masih banyak lagi. Para pemain itulah yang kemudian diramu Roberto Mancini menjadi monster Premier League dan akhirnya menjuarai gelar liga.
Namun, kapten City, Vincent Kompany, membantah bahwa kemenangan City ini karena uang. Menurutnya, pelatih dan para pemain telah bekerja keras sejak awal dan ini merupakan hasilnya.
"Uang bukan segalanya. Kemenangan ini bukan karena uang. Harus diapresiasi pula bahwa kami telah bekerja keras untuk meraih gelar ini," kata Kompany, setelah timnya mengalahkan Queens Park Rangers sekaligus memastikan gelar juara.
KOMPAS.com